Friday, November 21, 2008
pUiSi Ulang tahun pernikahan
Dua belas tahun yang lalu
merasai debar2 persuaan
sebongkah batu menindih lidah, hanya getar2 tatapan
dari ekor2 mata lugu
Mengusung berjuta asa
rangkaikan tali temali cinta, rasa dan sebuket ikrar bersama
kaulah ksatria yang kudamba
begitu lekat, mengguncang pilar2 jiwa, membuncah rasa
makin tak berdaya........
Dua belas tahun yang lalu
saat cinta terpaut sakral
menuai nikmat2 yang kerap membelenggu
merenangi bulir2 peluh
menenggelamkan kita pada genangan bait2 teduh
dan syair2 para malaikat
Dua belas tahun sudah
mengarungi samudera luas tak bertepi
angin, gelombang, badai menyapa silih berganti
tapi........
kita adalah galah baja penopang layar kehidupan
terusir angin dengan hembusan nafas iman
menepis badai dengan rangka2 doa bertautan
Lenteraku......
jika boleh lisan mengulur kata
kaulah sosok sempurna itu
mengingat luka pernah menganga
dan airmata menganak sungai
itulah alur setiap yang bernyawa
Gundah dan galau berkecamuk merasai takut
aku belum bisa menjadi Aisyahmu atau Khodijahmu
hanya mampu mengukir lirik2 perih
maafkan aku
senandungku: bersamamu sampai akhir hayatku
Auliyamu (Terinspirasi dari sosok "sempurna" yg begitu dalam mencintai dan menyayangiku)
Lelaki-ku
Berjuta kisah teretas sudah
menangguk lagu asmara yang kau cipta
menyentak alam fantasi bernuansa
kau, menguatkan rasa dua belas tahun yang lalu
Berpuluh tahun mengendap cerita indah
sempat menguak, sedikit larut dan menggelitik
engkaulah lelaki semesta perkasa
merangkul dengan segenap cinta
menyeret rasa yang bertengger di jurang kehampaan
Bulir-bulir bening berkejaran dalam dekapan kasihmu
begitu erat mengunci, menutup katup-katup hatiku
dari makhluk-makhluk serupa di luar ragamu
makin terpedaya dalam bisikan-bisikan syurgamu
aku takkan pernah bisa berpaling
kaulah syurga duniaku
Satu persatu kulepas baju duniaku
jaket hitam, kumal, lusuh dan berbau
kuhempas kematian yang pernah menyelimuti impian
Menyibak dunia baru yang teduh
melena dan membuai bagai desauan angin syurga
akukah Aisyah atau Khodijahmu?
Bergumul diantara luasnya samudera
badai, gelombang silih berganti menyapa
ternyata tak mudah mewujud janji jadi nyata
11 nov'08
merasai debar2 persuaan
sebongkah batu menindih lidah, hanya getar2 tatapan
dari ekor2 mata lugu
Mengusung berjuta asa
rangkaikan tali temali cinta, rasa dan sebuket ikrar bersama
kaulah ksatria yang kudamba
begitu lekat, mengguncang pilar2 jiwa, membuncah rasa
makin tak berdaya........
Dua belas tahun yang lalu
saat cinta terpaut sakral
menuai nikmat2 yang kerap membelenggu
merenangi bulir2 peluh
menenggelamkan kita pada genangan bait2 teduh
dan syair2 para malaikat
Dua belas tahun sudah
mengarungi samudera luas tak bertepi
angin, gelombang, badai menyapa silih berganti
tapi........
kita adalah galah baja penopang layar kehidupan
terusir angin dengan hembusan nafas iman
menepis badai dengan rangka2 doa bertautan
Lenteraku......
jika boleh lisan mengulur kata
kaulah sosok sempurna itu
mengingat luka pernah menganga
dan airmata menganak sungai
itulah alur setiap yang bernyawa
Gundah dan galau berkecamuk merasai takut
aku belum bisa menjadi Aisyahmu atau Khodijahmu
hanya mampu mengukir lirik2 perih
maafkan aku
senandungku: bersamamu sampai akhir hayatku
Auliyamu (Terinspirasi dari sosok "sempurna" yg begitu dalam mencintai dan menyayangiku)
Lelaki-ku
Berjuta kisah teretas sudah
menangguk lagu asmara yang kau cipta
menyentak alam fantasi bernuansa
kau, menguatkan rasa dua belas tahun yang lalu
Berpuluh tahun mengendap cerita indah
sempat menguak, sedikit larut dan menggelitik
engkaulah lelaki semesta perkasa
merangkul dengan segenap cinta
menyeret rasa yang bertengger di jurang kehampaan
Bulir-bulir bening berkejaran dalam dekapan kasihmu
begitu erat mengunci, menutup katup-katup hatiku
dari makhluk-makhluk serupa di luar ragamu
makin terpedaya dalam bisikan-bisikan syurgamu
aku takkan pernah bisa berpaling
kaulah syurga duniaku
Satu persatu kulepas baju duniaku
jaket hitam, kumal, lusuh dan berbau
kuhempas kematian yang pernah menyelimuti impian
Menyibak dunia baru yang teduh
melena dan membuai bagai desauan angin syurga
akukah Aisyah atau Khodijahmu?
Bergumul diantara luasnya samudera
badai, gelombang silih berganti menyapa
ternyata tak mudah mewujud janji jadi nyata
11 nov'08
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
3 comments:
Puisinya bagus banget, izin nyomtek ya, hehe...
http://marketingalitishom.com
mbak, puisinya bener2 spt cuplikan kisah kami... minta izin utk copy ya...
Silahkan....
Post a Comment