Monday, December 22, 2008
bUmi bErcEriTa
Ketika, tapak2 kaki berpijak pada goncangan dan gelombang yang dahsyat
mata2 menerawang, wajah2 kuyu bangkit saling tatap dan sarat tanya
mengapa bumi (jadi begini)?
pesona kilau perhiasan pudar, segala rona rasa rebah
dan nyanyi indahpun menjadi semu tak terdengar
hanya erangan....sibuk meratapi diri
Saatnya, bumi bercerita....
sembari memecah belah dan memuntahkan segala beban berat di perutnya
tahukah kamu, wahai makhluk terhuyung dan sempoyongan...
harta, kuasa, cakap, wanita.....tiada lestari dan abadi
Rabb.....
aku bersimpuh dibawah teduh cahaya-Mu dalam sedu sedan yang kerap menyanggah
rusuk2 rinduku pada-Mu
dalam pencarian panjang tak kenal usai, ku usung nasuha ku
yang acap luruh, saat sunyi menjamahku
mata2 menerawang, wajah2 kuyu bangkit saling tatap dan sarat tanya
mengapa bumi (jadi begini)?
pesona kilau perhiasan pudar, segala rona rasa rebah
dan nyanyi indahpun menjadi semu tak terdengar
hanya erangan....sibuk meratapi diri
Saatnya, bumi bercerita....
sembari memecah belah dan memuntahkan segala beban berat di perutnya
tahukah kamu, wahai makhluk terhuyung dan sempoyongan...
harta, kuasa, cakap, wanita.....tiada lestari dan abadi
Rabb.....
aku bersimpuh dibawah teduh cahaya-Mu dalam sedu sedan yang kerap menyanggah
rusuk2 rinduku pada-Mu
dalam pencarian panjang tak kenal usai, ku usung nasuha ku
yang acap luruh, saat sunyi menjamahku
bEniNg MaTamu
Sunyiku menggurita di gelombang jenuh pasang surut
meraba-raba riakmu di aliran sungai kehidupan yang pelik
menggubah sederet harap cemas
dalam labirin waktu yang terus mengejar dan menjagal
Letihku masih setia menggerayangi sumsum tulang yang mulai rapuh
berputar seirama, berpilin menjejali beragam dimensi
semakin akut dan kronis merasuki puncak gunung kesabaran
Hanya pada bening bola matamu ku bertahan
dan lisanmu yang kerap hantarkan aku ke langit tujuh
serupa bidadari, enggan ku beranjak dalam baluran hangat desah nafasmu
Matahariku.....bersinarlah selalu untuk ku
meraba-raba riakmu di aliran sungai kehidupan yang pelik
menggubah sederet harap cemas
dalam labirin waktu yang terus mengejar dan menjagal
Letihku masih setia menggerayangi sumsum tulang yang mulai rapuh
berputar seirama, berpilin menjejali beragam dimensi
semakin akut dan kronis merasuki puncak gunung kesabaran
Hanya pada bening bola matamu ku bertahan
dan lisanmu yang kerap hantarkan aku ke langit tujuh
serupa bidadari, enggan ku beranjak dalam baluran hangat desah nafasmu
Matahariku.....bersinarlah selalu untuk ku
Thursday, December 18, 2008
mUmbAi
Anyir bau darah menusuk hidung penjuru2 semesta
desing teror terburai, menghujam cahaya diatas cahaya
yang kerap luruh di jajaran kasta
'Vanda Mataram' bergaung nyaring
memekakkan gendang naluri yang dahaga keadilan
Sementara.......
Lidah2 api menyulut kobaran amarah ratusan nadi yang berdenyut buta realita
mengendus dan membumihanguskan segala yang berbau militan
sektarian dan ekstremis dikibar2 di ujung pisau runcing sentimen
stigma yang mengoyak citra
menjelma dalam pergolakan anarkis
Wahai dalang.......
tunjukkan ksatriamu!!!
desing teror terburai, menghujam cahaya diatas cahaya
yang kerap luruh di jajaran kasta
'Vanda Mataram' bergaung nyaring
memekakkan gendang naluri yang dahaga keadilan
Sementara.......
Lidah2 api menyulut kobaran amarah ratusan nadi yang berdenyut buta realita
mengendus dan membumihanguskan segala yang berbau militan
sektarian dan ekstremis dikibar2 di ujung pisau runcing sentimen
stigma yang mengoyak citra
menjelma dalam pergolakan anarkis
Wahai dalang.......
tunjukkan ksatriamu!!!
Tuesday, December 16, 2008
"Dolly"
Dolly....
hingar bingar ditingkahi kerlip bintang menyeruak
di lorong2 sempit yang sesak jejalan penjaja
ada sate, nasi goreng, 'soft drink', juga keras
wajah2 belia berlomba menggeliat, harap mangsa menerkam
dan menyulapnya menjadi lembaran2 rupiah
Dolly.....
nadi ekonomi berdenyut di segala lini
meraup sesimpul senyum diatas sanjungan amoral
pekerja2 memilukan jantung2 usia dini
relokasi hanya mampu bergaung
Dolly....
Dimanakah Tuhan kini???
hingar bingar ditingkahi kerlip bintang menyeruak
di lorong2 sempit yang sesak jejalan penjaja
ada sate, nasi goreng, 'soft drink', juga keras
wajah2 belia berlomba menggeliat, harap mangsa menerkam
dan menyulapnya menjadi lembaran2 rupiah
Dolly.....
nadi ekonomi berdenyut di segala lini
meraup sesimpul senyum diatas sanjungan amoral
pekerja2 memilukan jantung2 usia dini
relokasi hanya mampu bergaung
Dolly....
Dimanakah Tuhan kini???
Sunday, December 14, 2008
sUraT UnTuK IbU
Kugores larik dari serpih2 jiwa yang kerap membenam luka
pada turus2 zaman yang menyapih relung senyapku
Kukabarkan hari ini.....
senyum merekah sekaligus isak terpendam menyapa dalam diam
bagai kelok2 sungai yang enggan mengalir ke muara
kerap meradang, menghadang aliran darah yang tersumbat panorama kharismatis mu
Kutulis suratku, dalam tahun2 yang menggelandang
menapaki jejak kasihmu yang malas ku seka
merembesi langit2 bathin yang acap resah
pada turus2 zaman yang menyapih relung senyapku
Kukabarkan hari ini.....
senyum merekah sekaligus isak terpendam menyapa dalam diam
bagai kelok2 sungai yang enggan mengalir ke muara
kerap meradang, menghadang aliran darah yang tersumbat panorama kharismatis mu
Kutulis suratku, dalam tahun2 yang menggelandang
menapaki jejak kasihmu yang malas ku seka
merembesi langit2 bathin yang acap resah
Thursday, December 11, 2008
SaHabaT
Tuesday, December 9, 2008
Amanah
Kurasai berat batu amanah di kepalan jagad pelangimu
selalu kuasah pisau peka di deras kasihmu
disela sunggingan bibir dan lipatan wajah yang mengisahkan secuil amarah bisu
kuhampiri, ditengah pergulatan padang bathinku yang sunyi
Lisanmu mengepulkan asap tebal dari nyala api yang ditindas sergapan hujan
meluluhlantakkan jaring2 hati yang belum sempurna menangguk titahmu
pasrahku bersenandung nyaring sembari merengkuh titian nubuwah
rasaku sejenak rebah....
Sunday, December 7, 2008
"fatamorgana"
Berdesir darahku mendesir
bumi hijau, langit bias senja
tapi.....
kita adalah fatamorgana
:bila sunyi berselimut resah
Ayat2 semesta menggiringku tuk kembali mengingatmu
begitu fasih menerjang2 alam logika
tapi......
kita adalah fatamorgana
sungguh! fatamorgana
31/7/2008
bumi hijau, langit bias senja
tapi.....
kita adalah fatamorgana
:bila sunyi berselimut resah
Ayat2 semesta menggiringku tuk kembali mengingatmu
begitu fasih menerjang2 alam logika
tapi......
kita adalah fatamorgana
sungguh! fatamorgana
31/7/2008
Saturday, December 6, 2008
"Sebuah Pengkhianatan"
Berbilang bulan merasai kedekatan yang berjarak
suaramu menjelma baris2 hangat sarat pancaran sanubarimu
aku yang terguguh polos bisu dalam ragu
memaknai segala pelangi indah yang kau ulur dari langit2 hatimu
Dalam buaian kata2 yang kau renda di pelataran hati yang kerap menyendiri
tanpa kusadari, bisamu telah menjejali sukma dan memenuhi kisi2 bathinku
larut....tenggelam dalam lautan cintamu
Tiba-tiba......
semesta gering menyapa jiwa kalutku yang berbalut resah
aku telah terjebak dalam skenario licikmu
ternyata kau mengulur dan merajut hal yang sama dengan makhluk sejenisku
di luar sana...
Detik2 berjejer meradang, melukiskan gairah rumput dan amarah batu membisu
ku tau kini, dirimu hanyalah "segelintir jiwa yang rapuh"
kupalingkan wajah, ku ungkap serapah
kaulah pengkhianat itu!!!
(terinspirasi dari kisah sosok aktivis ikhwan BEM UNJ)
Friday, December 5, 2008
Perempuan-Perempuan
Kuresapi kalut pada lipatan2 wajahmu yang bergaris usia
hitam bibirmu mengkaribi kepulan asap yang membawa pada duniamu yang terenggut
terpenjara dalam hari2 yang mengurung resah
lintasi jalan2 yang menikung kecewa pada sudut2 hampa
:kupalingkan wajah dari sosokmu secara berkala
Kutemui muka tirus dalam jejeran hari, mengejar mimpi yang tak pasti
seeiap detak jantung menyanyikan lagu sendu kepahitan dari kepahitan
kisah yang kau ciptakan
kadang tawamu merobek lembar hari dan isak bisu meratapi perjalanan waktu yang berulang dan membatu
:Aku menoleh......
Disini ada cinta dan segenggam syurga dunia
tapi, sebelah matamu mengerling pada guratan2 pisau yang suatu saat berbalik
menikam mu
setiap daun jatuh dan pendarnya menyanyikan lagu rindu di hatimu yang haus materi
Sungguh......aku juga perempuan
tapi, begitu sulit bagiku untuk sekedar mengeja kata yang kerap kalian dendangkan
'Mengertilah kami'!
(terinspirasi dari teman2 di sanggar)
hitam bibirmu mengkaribi kepulan asap yang membawa pada duniamu yang terenggut
terpenjara dalam hari2 yang mengurung resah
lintasi jalan2 yang menikung kecewa pada sudut2 hampa
:kupalingkan wajah dari sosokmu secara berkala
Kutemui muka tirus dalam jejeran hari, mengejar mimpi yang tak pasti
seeiap detak jantung menyanyikan lagu sendu kepahitan dari kepahitan
kisah yang kau ciptakan
kadang tawamu merobek lembar hari dan isak bisu meratapi perjalanan waktu yang berulang dan membatu
:Aku menoleh......
Disini ada cinta dan segenggam syurga dunia
tapi, sebelah matamu mengerling pada guratan2 pisau yang suatu saat berbalik
menikam mu
setiap daun jatuh dan pendarnya menyanyikan lagu rindu di hatimu yang haus materi
Sungguh......aku juga perempuan
tapi, begitu sulit bagiku untuk sekedar mengeja kata yang kerap kalian dendangkan
'Mengertilah kami'!
(terinspirasi dari teman2 di sanggar)
"Aku hanya...."
Aku hanya ingin menjadi sahabatmu
semisal semut yang loyal pada segala manis
diseruput bibir2 tersenyum tipis
Aku hanya ingin menjadi sahabatmu
seperti kering mengkaribi kerontang
dan tandus sekawanan gersang
Tapi........
adakah persahabatan dalam sebentang jarak?
bila, mentari masih menelanjangi perut bumi
rembulan mengangkangi gelap sepi
Sekali lagi....
aku hanya ingin menjadi sahabatmu
selagi ruh masih tertanam di jasadku
adakah kau mau?
semisal semut yang loyal pada segala manis
diseruput bibir2 tersenyum tipis
Aku hanya ingin menjadi sahabatmu
seperti kering mengkaribi kerontang
dan tandus sekawanan gersang
Tapi........
adakah persahabatan dalam sebentang jarak?
bila, mentari masih menelanjangi perut bumi
rembulan mengangkangi gelap sepi
Sekali lagi....
aku hanya ingin menjadi sahabatmu
selagi ruh masih tertanam di jasadku
adakah kau mau?
Wednesday, December 3, 2008
pUisi " I'm sorry.....I give up"
Terjebak pilinan dalam jalinan syair ala pujangga
terengkuh hati berkelebat sunyi, tersambar kilatan pendar hatimu
yang kurasai berat sangat di ujung bibir tak lugas
sarat sekat duri yang kau ciptakan dalam kitab tafsirmu
Maaf, mungkin vonismu over dosis
aku pujangga pemuja imajinasi menyala-nyala
aku hanya chemistry masa silam yang gagal mengubur nyanyi indah dalam liang terdalam
tidak lebih!
Karena, makin kucoba membunuh, berjuta tunas tumbuh menyerabut
I'm sorry.........I give up.
terengkuh hati berkelebat sunyi, tersambar kilatan pendar hatimu
yang kurasai berat sangat di ujung bibir tak lugas
sarat sekat duri yang kau ciptakan dalam kitab tafsirmu
Maaf, mungkin vonismu over dosis
aku pujangga pemuja imajinasi menyala-nyala
aku hanya chemistry masa silam yang gagal mengubur nyanyi indah dalam liang terdalam
tidak lebih!
Karena, makin kucoba membunuh, berjuta tunas tumbuh menyerabut
I'm sorry.........I give up.
Monday, December 1, 2008
pUiSi untuk sahabat
Terangkai bait demi bait dalam segala warna tumpah
meningkahi rasa yang renta dan tak bertuan
hati gelegak laut dan rindu membuncah ombak
terbuang, melayang, mengawang di tapis-tapis awan
Akh.........tapi, hati ini telah termiliki
Hanya mengharap waktu mengulang kisah suci
yang bergemericik bertautan dalam kidung-kidung indah persahabatan
begitu kental meracik berlembar-lembar cerita
lepaass.....tanpa sekat-sekat bayang-bayang menghantui diri
mungkinkah???
meningkahi rasa yang renta dan tak bertuan
hati gelegak laut dan rindu membuncah ombak
terbuang, melayang, mengawang di tapis-tapis awan
Akh.........tapi, hati ini telah termiliki
Hanya mengharap waktu mengulang kisah suci
yang bergemericik bertautan dalam kidung-kidung indah persahabatan
begitu kental meracik berlembar-lembar cerita
lepaass.....tanpa sekat-sekat bayang-bayang menghantui diri
mungkinkah???
Subscribe to:
Posts (Atom)