Thursday, November 27, 2008

pUiSi "Aku"

Aku terserak digelandang zaman
merasai kegagalan demi kegagalan
merajam relung-relung terdalam

Menoleh ke belakang.....
semua beranjak perlhan dan pasti
membilang rentang waktu yang terus melaju
aku telah tertinggal jauh

Melangkah diantara kecipak genangan hidup
mencoba mengukir asa semu pada liatnya tanah
kudapati kuyup sekujur, menderasnya hujan sore itu

Malampun mengelam mengibar sayap-sayap pekat
terguguh merenungi diri dalam himpitan cahaya rembulan
terenggut sudah segala mimpi ataukah tertunda???
inikah aku???
26/11/08



Cinta menggerayangi ku bagai sergapan hujan
merintik malu, kadang menderas membanjir tak terbendung
genangan cinta membumbung menaiki tangga-tangga sanubari
hanyut, menenggelamkan dan membunuh nalar

Makin tak mengerti
apa gerangan cinta???
27/11/08

Tuesday, November 25, 2008

pUiSi "Renungan"

Kuselami lagi jiwamu
dalam lautan kebisuan
berenang-renang kepiluan
merasai pedih di palung jiwaku

Sejak lalu, kau tiada beda
mengulur tali2 harap
dan memenggal serpih2 yang telah terajut
terlantar......tercampak
menukik perih mengeja kalimat sinismu

Terusung beribu tanya
siapa aku di cermin matamu?
11/11/08


Tereja namamu di gerigi ingatan
bergulir pada roda peradaban
saat suara usai, angin lerai
seperti mengukir di atas batu kenangan
menuai badai bercerai berai
5/11/08


Akulah tanah yang mengukir asa semu
meresap segala yang tumpah
cinta, luka, darah dan air mata

Perlahan........
kau tuang seteko anggur merah
menebar aroma merah mawar
menggelepar ...tanpa penawar

Kemudian,
jutaan tangan menarik-narik, menyeret-nyeret...
kembali luruh....tak berdaya.....
tapi sebukit batu masih menindih lidahmu
menancapkan jarum2 tanya, menumbuhkan pohon2 kebimbangan
menanti buah ksatria berhati baja

Mungkin segunung tanya di kepalamu
siapa aku sesungguhnya?

Akulah tanah....
diinjak dan terinjak
kelam, dekil, kotor dan berbau
tempat segala kembali, meresap segala yang tumpah
tidak hanya cinta....bahkan lara, nanah dan sejuta kepedihan

Tapi, satu hal yang kau tak pernah tahu
Tuhan selalu hadir di benakku
4/11/08

pUisi untuk sobatku E. Nazha wati

Lisanmu menggerimis menembus mentari
melantunkan kidung-kidung riang di pelataran hati
meresapi kicaumu yang dulu
berbalas dengan celotehku yang ceracau dan berani sangat

Kau tetap yang dulu hangat
walau sempat kurasai beku
ketika jemari menyentuh saat luka ternganga
bisu......hening sesaat

Tiba-tiba kau menghentak dalam sapa khasmu
bangunkan keakuan diriku di masa silam
tergelak bersama memaknai cerita masa lalu
merajut tali kekinian dalam ikrar persaudaraan

Kau dan aku satu dalam kata-kata
menanti persuaan yang tertunda
25/11/08

Friday, November 21, 2008

pUiSi Ulang tahun pernikahan

Dua belas tahun yang lalu
merasai debar2 persuaan
sebongkah batu menindih lidah, hanya getar2 tatapan
dari ekor2 mata lugu

Mengusung berjuta asa
rangkaikan tali temali cinta, rasa dan sebuket ikrar bersama
kaulah ksatria yang kudamba
begitu lekat, mengguncang pilar2 jiwa, membuncah rasa
makin tak berdaya........

Dua belas tahun yang lalu
saat cinta terpaut sakral
menuai nikmat2 yang kerap membelenggu
merenangi bulir2 peluh
menenggelamkan kita pada genangan bait2 teduh
dan syair2 para malaikat

Dua belas tahun sudah
mengarungi samudera luas tak bertepi
angin, gelombang, badai menyapa silih berganti
tapi........
kita adalah galah baja penopang layar kehidupan
terusir angin dengan hembusan nafas iman
menepis badai dengan rangka2 doa bertautan

Lenteraku......
jika boleh lisan mengulur kata
kaulah sosok sempurna itu
mengingat luka pernah menganga
dan airmata menganak sungai
itulah alur setiap yang bernyawa

Gundah dan galau berkecamuk merasai takut
aku belum bisa menjadi Aisyahmu atau Khodijahmu
hanya mampu mengukir lirik2 perih
maafkan aku
senandungku: bersamamu sampai akhir hayatku

Auliyamu (Terinspirasi dari sosok "sempurna" yg begitu dalam mencintai dan menyayangiku)



Lelaki-ku

Berjuta kisah teretas sudah
menangguk lagu asmara yang kau cipta
menyentak alam fantasi bernuansa
kau, menguatkan rasa dua belas tahun yang lalu

Berpuluh tahun mengendap cerita indah
sempat menguak, sedikit larut dan menggelitik
engkaulah lelaki semesta perkasa
merangkul dengan segenap cinta
menyeret rasa yang bertengger di jurang kehampaan

Bulir-bulir bening berkejaran dalam dekapan kasihmu
begitu erat mengunci, menutup katup-katup hatiku
dari makhluk-makhluk serupa di luar ragamu
makin terpedaya dalam bisikan-bisikan syurgamu
aku takkan pernah bisa berpaling
kaulah syurga duniaku



Satu persatu kulepas baju duniaku
jaket hitam, kumal, lusuh dan berbau
kuhempas kematian yang pernah menyelimuti impian

Menyibak dunia baru yang teduh
melena dan membuai bagai desauan angin syurga
akukah Aisyah atau Khodijahmu?

Bergumul diantara luasnya samudera
badai, gelombang silih berganti menyapa
ternyata tak mudah mewujud janji jadi nyata
11 nov'08