Wednesday, January 28, 2009

Lagu Sumbang

Kucium aroma amarah di kerutan kening mu
kudengar lantunan sumbang nada suara mu
dan kau sulut dada ku dengan cahaya lilin di mata mu
aku hangus terbakar nyala api cemburu mu

Masih tertegun dan terus menganyam syair ilahi
menjelma bianglala dalam segores luka
dan kau menjadi bunglon yang terpana
menuai sesal yang kau kais berupa-rupa

Saat Bimbang

Kutuang sebotol tinta dalam rantai kebimbangan
menyeka rinai gerimis di langit cerah mu
kulihat jari jemari mu masih tekun menari
berkelebat bidadari-bidadari

Oh, "Kau Yang Terkasih"
hari ini aku buta, besok patah dan lusa tiada kata

Busur panah mu lekat menancap erat
dan bisa-mu menebar racun di rasa ku yang tinggal sekerat
hanya bisu menggulung belenggu
menanti ababil tersesat membantu

Sunday, January 25, 2009

KetiKa KuNcuP MerEkaH

Subuh kembali membasuhi wajah ku
dan seulas senyum mengawali pagi ku
celoteh mentari kecilku
adalah pendar cahaya jiwa ku

Duhai penabur segala kasih
telah kutebar benih-benih syurgawi di ladang janji
menuai anugerah tak terkata
meresapi diri hingga terbata-bata

Siang ku tak perlu matahari
dan malam ku tak mengharap rembulan lagi
cukup jiwa mu yang ku miliki
utusan dari penabur segala kasih

: kuncup2 itu pun merekah
bunga-bunga bertaburan di jalan kesetiaan

Saturday, January 24, 2009

MiMpi-Ku

Telah kulukis mimpiku di kanvas hidup
dengan sejuta warna peluh
yang menggelayut di ujung-ujung kuas kembara
berpetualang menelusuri lingkaran jeruji bara

Terus kukayuh perahu kasih
dan kuhirup rindu gelombangmu
yang bergemericik riak di balik heningmu
tapi....damai menyentuhku

Aku, hanyalah rangkaian do'a
yang berjalan tanpa raga
berteriak tak terdengar suara
terguguh menggenggam asa

Friday, January 23, 2009

"CiNtA" (di copy dr blog Rahmadsyah)

kenapa kita menutup mata ketika kita tidur?
ketika kita menangis?
ketika kita membayangkan?
itu karena hal terindah di dunia tdk terlihat

ketika kita menemukan seseorang yang
keunikannya sejalan dengan kita, kita bergabung
dengannya dan jatuh ke dalam suatu keanehan
serupa yang dinamakan cinta.

Ada hal2 yang tidak ingin kita lepaskan,
seseorang yang tidak ingin kita tinggalkan,
tapi melepaskan bukan akhir dari dunia,
melainkan suatu awal kehidupan baru,
kebahagiaan ada untuk mereka yang tersakiti,
mereka yang telah dan tengah mencari dan
mereka yang telah mencoba.
karena merekalah yang bisa menghargai betapa
pentingnya orang yang telah menyentuh kehidupan
mereka.

Cinta yang sebenarnya adalah ketika kamu
menitikan air mata dan masih peduli terhadapnya,
adalah ketika dia tidak memperdulikanmu dan
kamu masih menunggunya dengan setia.


Adalah ketika di mulai mencintai orang lain dan
kamu masih bisa tersenyum dan berkata
” aku turut berbahagia untukmu

Apabila cinta tidak bertemu bebaskan dirimu,
biarkan hatimu kembalike alam bebas lagi.
kau mungkin menyadari, bahwa kamu menemukan
cinta dan kehilangannya, tapi ketika cinta itu mati
kamu tidak perlu mati bersama cinta itu.

Orang yang bahagia bukanlah mereka yang selalu
mendapatkan keinginannya, melainkan mereka
yang tetap bangkit ketika mereka jatuh, entah
bagaimana dalam perjalanan kehidupan.
kamu belajar lebih banyak tentang dirimu sendiri
dan menyadari bahwa penyesalan tidak
seharusnya ada, cintamu akan tetap di hatinya
sebagai penghargaan abadi atas pilihan2 hidup
yang telah kau buat.


Teman sejati, mengerti ketika kamu berkata ” akulupa ….”
menunggu selamanya ketika kamu berkata ”
tunggu sebentar ”

tetap tinggal ketika kamu berkata ” tinggalkan akusendiri ”
mebuka pintu meski kamu belum mengetuk dan
belum berkata ” bolehkah saya masuk ? ”
mencintai juga bukanlah bagaimana kamu
melupakan dia bila ia berbuat kesalahan,
melainkan bagaimana kamu memaafkan.

Bukanlah bagaimana kamu mendengarkan,
melainkan bagaimana kamu mengerti.
bukanlah apa yang kamu lihat, melainkan apa
yang kamu rasa,
bukanlah bagaimana kamu melepaskan melainkan
bagaimana kamu bertahan.

Mungkin akan tiba saatnya di mana kamu harus
berhenti mencintai seseorang, bukan karena orang
itu berhenti mencintai kita melainkan karena kita
menyadari bahwa orang iu akan lebih berbahagia
apabila kita melepaskannya.


kadangkala, orang yang paling mencintaimu adalah
orang yang tak pernah menyatakan cinta
kepadamu, karena takut kau berpaling dan
memberi jarak, dan bila suatu saat pergi, kau akan
menyadari bahwa dia adalah cinta yang tak kau
sadari

Diposting oleh RAHMADSYAH di 4:53 AM 1 komentar Link ke posting ini
Label: Puisi

Monday, January 19, 2009

Jangan lupakan-Aku

Seonggok jiwa terbujur kaku
matahari bermuram durja dan rembulan meliput malu
angin berhenti mendayu
hanya genting-genting berjejer layu

Senja kedua masih menembus lengang
saat pintu menderak tegang
hanya sepasang mata tercengang
saksikan jiwamu telah melayang

Langit2 rumahmu mengisahkan guratan luka
dan dinding2 hitam mengoreskan kisah kelam
di pojok suram....
seorang dara meringkuk berceloteh sendiri
entah, apa yang dicari

Aku tertunduk diam, kelu tanpa kata
terbata-bata ku eja nama-Mu dibalik seribu tanya
bergidik perlahan kudengar lantunan ayat2-Mu
jangan pernah lupakan-Aku.

Sunday, January 18, 2009

"KeGelisahaN HaTi Ku"

Mentari pagi t'lah kujelang bahkan hangatnya merasuki hatiku
namun mengapa ku rasa pagi tak secercah yang lalu
dan malam kemarin tak sesenja langit sore
apa yang salah dari indera inderaku....pikirku
hingga akhirnya tertegun aku dalam genangan tanya
mungkinkah sedih atau sepi
yang menguliti jiwaku sampai terasa tawar

ataukah hatiku haus akan dirimu kasih
yang membuat aku ingin mencuri seteguk rindu darimu
serta melarutkan hadirmu dalam cawan kerinduanku ini
agar tak kupandangi langit lagi yang tak berawan
karna semuanya tlah cukup untukku mengarungi hidup tanpamu
dan sebenarnya kamu adalah jawaban dari segala tanya
yang tersembunyi jauh di lorong kegelisahan hatiku
writed by Moch. Rizqy Nur Ichsan (Qyqi)

Gaza, cerita-mu kini

Kepulan asap tebal hitam masih mengakrabi pelupuk ketika menyoroti hari mu. Ditingkahi desing peluru dan dentuman bom darat dan udara bertubi-tubi meluluhlantakkan semua yang masih berpijak di bumimu. Air mata ku merah darah, hatiku terkoyak, sukmaku mengerang ketika saksikan anak-anak tak berdosa bermandikan darah, kepala terpenggal dari jasadnya yang terserak, dan perut terburai-burai tiada daya.

"Wahai zionis biadab!Laknatullah untukmu, tidakkah sejenak kau berpikir tentang azab Tuhan?"
jarum-jarumpun menusuk bathinku, saat wadah suara negara seduniapun tak mampu menghentikan kebrutalanmu. Aku tersenyum sinis, "bukankah kau adalah adidaya kecil dan adidaya adalah potret besarmu." Pantas!!!

Dengan sempurna kau mainkan dagelan berkedok resolusi dan dengan sempurna pula kau abaikan kecaman dari berbagai arah. Timur, barat, selatan, utara.........sementara blokade kemanusiaan dan perbatasan masih kau junjung tinggi.

Disini, aku tersungkur pedih dalam sujud-sujud panjang dan malam-malam penuh rintih..."Palestine, you are always in my heart"

Palestine

Peluru dan bombardir masih berkuasa
meluluhlantakkan segala yang tersisa
wanita, anak2 dan bayi tak berdosa
terpotong, tercerai, terburai, meniada

Amuk zionis memuncratkan darah dimana-mana
mengukuhkan kesumat keluarga para syuhada
di ujung moncong senjata kau berjaya
bergaung angkuh menabur derita nestapa


Padahal kau hanya setitik noktah
yang mereka-reka doktrin taurot sebagai janji Tuhan
serbu,bantai, duduki, gencatan senjata...
serbu lagi, bantai lagi.....berputar tiada henti

Wahai dunia islam bersatulah!
jangan cuma bisa menari ketika gendang ditabuh
koyak bangsa pembunuh
maju serentak walau ahirnya terbunuh

Andai Saja

Gmericik air beriak senada
tak jua meredam simpul rasa
desau angin menyapa daun telinga
tak elak memupuk gundah nestapa

Imajinasi menerawang liar
menelusuri kelok2 peradaban terluar
mencari asa yang tertukar

Andai aku bukan diriku
kan kukejar bayang2 yang kerap menghantui sukma

Andai aku lupa siapa diriku
dunia kan menoreh kisah suramku

Andai aku bukan kaum hawa
tak kan habis waktu berkutat dengan rasa

Tapi, aku adalah frame hari ini
melipat-lipat masa lalu dengan bulir2 peluh

Haruskah aku kembali?
Mungkinkah aku kembali?

Atau kubiarkan semua berlari
the real poem: 2 juli 2008

Friday, January 16, 2009

Lukisan hidup

Kulukis hidupku di hamparan jagad semesta
bidadari bersayap warna warni dan tawa
melepas pergulatan kisah yang tiba2 mengada
menggerus waktu dan beranjak segera

Aku rembulan yang tidak pernah miskin gelisah
dan kau mentari yang tak jua padamkan gundah
kita sama2 beringsut menanti persuaan akrab
pesisir yang dibuai lembut buih dan tiupan angin

Kupajang lukisan hidupku di dinding mentarimu
dan kau mengelana sampai ke ujung tsabit
meniti sabar hingga bertabur purnama

Aku berhenti mengitari lengkung liuk cahayamu
walau bias hangatnya masih menelusup relungku
dan kau berserabut rindu menatap bingkai purnamaku
yang sepenggal dan patah-patah

Kau dan aku
hanyalah rembulan dan mentari yang saling menyala

(spesial untuk : anak "baru" ku Qyqy)

Monday, January 12, 2009

Akhir sebuah kekecewaan

Bibirmu menari mengulas kisah yang kerap membangkit tanya di relung ku
gelagat mu cermin sempurna mata bathin mu yang sarat galau
kusaksikan hujan menderas di pelupukmu
yang acap kau selipkan dibalik rinai senyum mu

Ku koyak tabir senja mu
ku hantarkan segenggam rembulan di pekat langit mu
hitam, kelam, tak bernuansa.....
hanya pojok2 lengang yang kelam dan mencekam sudut sanubarimu
yang keropos dan rapuh

Dan, kau terdampar di sebuah pulau
yang menawar janji syurga tak bertepi
Lalu, aromamu semilir menusuk hidungku, terbawa angin sore itu
kurasai denyut nadi mu yang menyisakan setumpuk luka

Mengapa???
Kau renda luka diatas sulaman yang telah menganga
bekukan hangat rindu pada sang surya
sementara, tambal sulam mu mengisahkan nista dibalik tabir kecewa
"sungai takdir telah hanyutkan ku" lirih mu

Kuhempas silau mu dengan sejuta peka yang menyisa
kuseka pipimu yang berlinang merah basah
kembalilah!
kurengkuh penat mu dalam dekapan rindu syurga-Nya.
(inspirated by the real friend....keep strugle, ukhti!)

Thursday, January 8, 2009

Cerita di Takol (Taman Koleksi)


Siang itu, angin mendesau mengiringi langkah-langkah kakiku yang sedikit gontai. Dari kejauhan, mentarimu merasuki belukar hatiku yang belum terjamah. Acapkali memasung mataku menerawang menembus awan putih...dan Taman Koleksi itu mengabadikan cerita kita.

Akh, hatiku berbalik seratus delapan puluh derajat. Suara mu telah berhasil meruntuhkan kebekuanku yang panjang. Ku katakan "kau telah menghipnotisku" dengan suara manja dan sedikit menggelitik. Seketika tawamu menderai renyah....bunga-bunga di Taman Koleksi itupun merekah.

Kemudian, kupuja dirimu diantara sekian bintang-bintang yang menyapa. Dan ketika kuarahkan jari telunjukku yang ramping ke arah batang hidung mu, spontan kau mendesis menyebut kalimat-Nya.

Bulan pun berganti. Kau dan aku tergelak merenangi peluh dan aliran darah yang menyatu....syahdu dalam bait-bait malaikat-Nya. Kau dan aku mengikat janji sehidup semati.

Monday, January 5, 2009

ImaJiNaSi

Senja itu hadirkan rangkaian cerita
panorama sejuta kata menembus rangka rembulan
yang terbelah menyerupa diriku

Ingin hati berlari mengejar gemintang
tapi pekat malam begitu erat mendekap
tersangkut di pelataran purnama yang membuai
hanya mampu menyaksikan kerlipmu

Cahayamu, satu persatu luruh dan silaukan mata
meredup saat fajar, kadang terangnya memecah kelamnya malam
mengingatkan saat metamorfosamu
yang menggelegak bagai ombak

Sejenak ku terhanyut dalam lautan imajinasi
hanya.....imajinasi

Angin Pegunungan

Sejauh mata memandang, setinggi gunung aku memikir
semua mengabur, tak sebuahpun mengada
Tapi.......
angin pegunungan itu berhembus jua
melintas tiada kesan dan aku merasa diriku tiada

"Aku ingin menenggelamkannya" bisikmu
beribu kenangan menghardik mengharu biru
angin itu meniup lebih syahdu
nyanyi iba pun besertanya

Kemudian, kudengar igau paraumu
buah mulutmu menyentuh langit hatiku yang pekat
menegakkan bulu remangku yang payah
sesaat bulu mataku menangkup
dan ketika perlahan kubuka
kau telah tiada.....

Saturday, January 3, 2009

Rafah, Jalur Gaza

Mata mengatup dibuai gulita malam
satu persatu jundi-jundiku terkulai dalam dekapan rembulan
yang enggan menyapa
di pojok sana.......
secercah cahaya seolah mengabarkan benderang terakhirnya
Rumah-Mu masih sempurna dan kokoh

Akh,.....
fajar kan menyambung rinduku yang terpenggal oleh jelita malam
dan malaikat2 ku serasa menghirup teduh rimba di selasar ku

Duhai kekasih abadi...
remuk redam sudah jiwa ku kini
malam ku telah berselimut darah, fajarku bergelimpangan jasad
yang tak sempat mendengar suara panggilan-Mu

Jundi-jundiku telah kembali pada-Mu bersama desing para durjana itu
Rumah-Mu rata, menyatu dalam tatapan yang mengoyak mata bathinku berkeping-keping
sempurna munajatku pada-Mu
malaikat2 ku, kalian adalah mujahid mujahidahku