Monday, March 9, 2009

DaPuR YanG PenGaP


Hanya seutas lambai dan sekepal kenang

masih berkecibak di genangan memori

bagai kering yang mentandusi retak-retak tanah

dan daun-daun berguguran terbang terserak, tiada yang menyapa

Saat kau berdiri, begitu dekat, bahkan sangat dekat

di sudut-sudut kotaku yang runyam pekat

bagai pisau yang mengiris-ngiris setiap lapisan sanubari, yang tersekat

oleh bisu dan keangkuhan yang tak pernah mampu kubaca

Kupahat dendam rindu yang menjadi auman luka

kuhempas berjuta tanya, adakah kau tahu? Atau pura-pura tak tahu?

disini, di dapur yang pengap, Telah kurebus seketel perih, berbumbu pedih, mendidih

berharap menguapkan segala sedih

No comments: