Tuesday, February 3, 2009

CeRiTa Ku (1)


Meneropong air muka mu, menyudutkan ku pada goresan masa lalu. Ketika gelombang mendamparkan ku pada tajamnya batu karang. Dan sayatan-sayatan laut nyaris membuatku karam.


Aku terbujur kaku, bisu dan membatu. Dan angin lembah itu acap berbisik "sudahilah harimu kini". Bergidik dalam pusaran yang melingkar-lingkar rumit, kabut kelam, lorong pengap dan serpih-serpih kematian menjadi sahabat sejati.

Kemudian kusongsong secercah cahaya di manik mata mu. Diam-diam kurangkai warna warni asa dalam setiap bait dari bertumpuk tinta yang kugores. Kurasai....kau tiada beda denganku, walupun sangat ahli mengemas frame dan menguburnya dalam-dalam hingga tulang belulangku pun tak sanggup mencium aroma mu.

Aku menggelepar dalam baluran kasih-Nya. Di sela-sela cumbu ku dengan-Nya, amuk rindu mangais-ngais dasar kalbu. Sementara mata ku tetap tak berkedip menghitung arakan awan, dan berjuta jubah malam terlewati, temani pergantian purnama yang berkelambu sunyi.....berbelas tahun...

Kini, sebilah lara merajam, mencipta gundah gelisah yang berpilin menjejali setiap jengkal waktu. Sudikah kau ulur setali penawar???
.......to be continue.....