Friday, February 13, 2009
SaaT Kau PeRgi
Hanya gemuruh riuh menyekap pusara hati
saat lisanmu berujar "aku harus pergi"
dan langit-langit vokalku runtuh berpuing-puing
bulir-bulir beningpun berkejaran mengalir menganak sungai
Engkaulah purnama semesta di jagad bathinku
dan engkau pula yang menenggelamkan ku pada genangan
cahaya bertabur bintang, berlarut-larut
dalam pijar-pijar warna aura tulus mu
Aku menjelma gadis di keheningan mimpi
memanjat pelangi dengan getar jemari mu
tapi kilau matamu menjadi suluh dan menumbuk kelu jiwaku
pendar kharismatis mu menembus bilik-bilik jantung ku
mengalirkan segumpal darah yang lama membeku
"Mengapa kau pergi, saat cinta merasuki?"
kepadamu, aku yang tak pernah miskin rindu
kepadamu, aku yang tak bisa mengusir ngilu
saat menanti temu, entah tahun berpuluh
Maka, biarkan aku berayun di ranting waktu
menunggu gebyar purnamamu
walau dalam bentangan jarak terjauh
(Terinspirasi oleh sahabat sekaligus guruku......"selamat jalan mbak....")
saat lisanmu berujar "aku harus pergi"
dan langit-langit vokalku runtuh berpuing-puing
bulir-bulir beningpun berkejaran mengalir menganak sungai
Engkaulah purnama semesta di jagad bathinku
dan engkau pula yang menenggelamkan ku pada genangan
cahaya bertabur bintang, berlarut-larut
dalam pijar-pijar warna aura tulus mu
Aku menjelma gadis di keheningan mimpi
memanjat pelangi dengan getar jemari mu
tapi kilau matamu menjadi suluh dan menumbuk kelu jiwaku
pendar kharismatis mu menembus bilik-bilik jantung ku
mengalirkan segumpal darah yang lama membeku
"Mengapa kau pergi, saat cinta merasuki?"
kepadamu, aku yang tak pernah miskin rindu
kepadamu, aku yang tak bisa mengusir ngilu
saat menanti temu, entah tahun berpuluh
Maka, biarkan aku berayun di ranting waktu
menunggu gebyar purnamamu
walau dalam bentangan jarak terjauh
(Terinspirasi oleh sahabat sekaligus guruku......"selamat jalan mbak....")
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment