Saturday, January 3, 2009
Rafah, Jalur Gaza
Mata mengatup dibuai gulita malam
satu persatu jundi-jundiku terkulai dalam dekapan rembulan
yang enggan menyapa
di pojok sana.......
secercah cahaya seolah mengabarkan benderang terakhirnya
Rumah-Mu masih sempurna dan kokoh
Akh,.....
fajar kan menyambung rinduku yang terpenggal oleh jelita malam
dan malaikat2 ku serasa menghirup teduh rimba di selasar ku
Duhai kekasih abadi...
remuk redam sudah jiwa ku kini
malam ku telah berselimut darah, fajarku bergelimpangan jasad
yang tak sempat mendengar suara panggilan-Mu
Jundi-jundiku telah kembali pada-Mu bersama desing para durjana itu
Rumah-Mu rata, menyatu dalam tatapan yang mengoyak mata bathinku berkeping-keping
sempurna munajatku pada-Mu
malaikat2 ku, kalian adalah mujahid mujahidahku
satu persatu jundi-jundiku terkulai dalam dekapan rembulan
yang enggan menyapa
di pojok sana.......
secercah cahaya seolah mengabarkan benderang terakhirnya
Rumah-Mu masih sempurna dan kokoh
Akh,.....
fajar kan menyambung rinduku yang terpenggal oleh jelita malam
dan malaikat2 ku serasa menghirup teduh rimba di selasar ku
Duhai kekasih abadi...
remuk redam sudah jiwa ku kini
malam ku telah berselimut darah, fajarku bergelimpangan jasad
yang tak sempat mendengar suara panggilan-Mu
Jundi-jundiku telah kembali pada-Mu bersama desing para durjana itu
Rumah-Mu rata, menyatu dalam tatapan yang mengoyak mata bathinku berkeping-keping
sempurna munajatku pada-Mu
malaikat2 ku, kalian adalah mujahid mujahidahku
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment